27 June 2014

Pattaya 2012 - Day 2



Hari kedua, kami memutuskan untuk menyeberang naik kapal ke Koh Larn, pulau dekat Pattaya. Tiket ferrynya murah: THB 30 saja per orang, walau kondisinya ya sepadan. Kaya naik angkot laut hahaha… Kami ga expect terlalu banyak sih dari pantai-pantai di Koh Larn ini, secara namanya bulan November ya pasti mendung ya. Ga hujan aja sudah syukur. Tapi tetep kok bagusan Bali dan Lombok (dengan penilaian sama-sama bulan November dan mendung) hahaha.. Setia ya saya sama usaha memajukan wisata nusantara.

Begitu mendarat di Koh Larn, kita akan ditawari beberapa mobil angkutan sejenis angkot ke pantai tujuan. Kalau bisa dari awal kita sudah survey & tentukan mau ke mana. Kalau ingin putari semua sih baiknya sewa motor aja. Kami sih ambil pantai yang kata teman kami paling sepi (kalau ga salah Tian Beach). Biaya angkotnya sesuai jarak pantai yang kita tuju (sekitar THB 50).

Suasana pantainya sesuai testimony teman kami, sepiii….seperti pantai pribadi. Kami ga main air karena lagi dingin dan ga ada atraksi apa-apa juga. Setelah agak kebingungan cari restoran (yang saking sepinya diragukan buka atau tutup) dan toilet, kami berhasil juga pesan makanan yang kami nikmati di bawah payung pantai: nasi dan sup tomyam, udang goreng tepung, dan kelapa muda. Enak juga.
 
Gatau dogi sapa lagi berjemur; jinak doginyaa

Sok-sokan romantis


Ga betah berlama-lama (ya iyalah, mendung kelabu) dan takut keburu hujan, kami panggil ojek untuk kembali ke pier. Nego-nego, kok agak mahal (dengan asumsi harus sewa 2 ojek). Ehh ternyata kami berdua disuruh naik ojek yang sama! Kami cekikikan bloon sepanjang jalan sambil deg-degan takut jatuuh. Abang ojek di depan, abang Tim di tengah, saya di belakang. Untung dah calon suami-istri ya, secara pamali kan anak gadis sama jejaka duduk nempel begitu hahaha…

Sekembalinya kami di Pattaya, cuaca sudah agak membaik tapi hari menjelang sore. Tujuan kami berikutnya adalah Sanctuary of Truth (ปราสาทสัจธรรม, Wang Boran, Prasat Mai). Kami lagi-lagi harus naik ojek bertiga termasuk abang ojeknya untuk pergi ke Sanctuary of Truth karena kebetulan nggak ada taksi yang melintas. Kayanya di sana cukup lazim turis naik motor bertiga hahaha… Lumayan pegal juga karena perjalanannya agak jauh dan kami pun agak cemas cara balik ke hotel dari Sanctuarynya nanti gimana ya. Ah gimana nanti dah!

Di Sanctuary of Truth, untuk masuk basically kita perlu bayar THB 450-500an dan harus bayar lebih kalau mau pakai guide. Ada juga paketan naik gajah atau boat. Mengingat kami turis pelit, kami ambil yang non-guide. Tempatnya gedeee banget, tapi masih dalam proses pembangunan. Masuk ke gedungnya pun harus pakai helm proyek. Info lebih lengkap tentang makna filosofis ukiran-ukirannya bisa dibaca di website resminya http://www.sanctuaryoftruth.com .

Sanctuary of Truth dari atas
Bang Tim lagi jadi mandor
Salah satu ukiran di dalamnya
Detail ukirannya gile, bikin terkagum-kagum. Nanti kalau udah jadi pasti keren nih. Cuma ya agak gloomy. Cocok deh buat yang galau-galau pingin nyari jati diri dan berefleksi tentang hidup hihi… Katanya sih yang memprakarsainya ini seorang Thai nan kaya raya dan diramalkan dia akan meninggal ketika tempat ini selesai dibangun. 

Dalam sekitar 2 jam kami selesai mengitari Sanctuary of Truth dan puas foto-foto. Matahari hampir terbenam.  Kami penasaran ingin melihat Sanctuary yang diterangi lampu sorot, jadi kami sengaja makan malam di restoran di atas Sanctuary itu supaya dapat spot yang bagus. Ya sekalian karena lapar juga sih… Menunya sih simple aja, udang masak kecap dan omelet, cukup enak. Ada turis bule yang mencoba nongkrong di situ juga sambil nunggu sunset tanpa pesan makanan, tapi diusir hehehe…

Sunsetnya sendiri cantik sih, tapi illumination di Sanctuarynya sebetulnya ya nggak gimana-gimana banget kok. Mungkin nanti kalau sudah jadi bakal diperbanyak lampunya.
Illuminated Sanctuary of Truth

Having no idea mau ke mana lagi, kami memutuskan buat balik ke hostel. Untungnya Sanctuary bisa bantu menyediakan semacam shuttle van ke pusat kota. Saya nggak ingat kami harus bayar berapa dan diturunkan di mana, tapi pokoknya kami bisa sampai hostel dengan selamat.

No comments:

Post a Comment