24 June 2015

Book Review: The Husband's Secret by Liane Moriarty

 


Aku pernah bikin review buat buku Mbak Moriarty yang judulnya Big Little Lies. Sukaaa banget aku sama buku itu. Ya witty, ya lucu. Lihai pula memasukkan topik-topik berat macam KDRT dan perceraian dalam cerita kehidupan sehari-hari keluarga suburban (yang biasanya digeneralisasi sebagai kehidupan yang monoton dan membosankan). Saking sukanya, aku langsung minta suami beliin buku-buku terbitan terdahulu karangan si mbak Moriarty ini buat Kindle. Salah satunya si The Husband's Secret ini. 



Style awalnya mirip lah sama BLL. Naratornya 3 tokoh utama perempuan suburban juga. Plus pakai 'pemikiran atau komentar' tokoh-tokoh sampingan juga. Di BLL, komentar tokoh-tokoh tersier ini dipakai buat ngasih POV berbeda terhadap plot dan bikin makin penasaran sama mysterious victimnya (siapa sihhh yang matiii?) tapi sayangnya nggak demikian di THS. Tokoh-tokoh tersier yang disebutkan di awal hampir nggak muncul lagi di belakang dan nggak ada gunanya, malah bikin pusing aja karena munculnya di chapter awal ketika aku masih berusaha mempelajari karakter-karakternya.

Sinopsisnya sih menarik ya. Seorang IRT menemukan surat dari suaminya untuk dia buka ketika si suami sudah meninggal. Nah si suami belum meninggal. Ketika dia telponan sama si suami, suaminya panik mohon-mohon supaya jangan dibuka. Tapi bininya penasaran lah ya... Kalau kamu jadi dia, apakah akan kamu buka atau nggak? Inilah 'Pandora's box'-nya kisah ini. Kalau aku sih, pasti kubuka tuh nggak pakai mikir lama... soalnya aku dan suami bukan tipe yang rahasia-rahasiaan. Kalo mau, chat history pun bebas dibaca. Nah problem berikut di cerita muncul ketika rahasia si suami sudah terbongkar dan ini adalah a very big secret. Apa yang akan kamu lakukan kalau jadi si istri? 

Di pihak lain, ada 2 tokoh utama lain. Yang satu dikhianati sama orang-orang terdekatnya. Yang satu kehilangan semua hal yang penting dalam hidupnya.

Nah di luar sebuah momen yang mentrenyuhkan hatiku sampe remek-remek, nggak ada momen lain yang aku bisa berkorelasi. Yah kesel sih pas baca yang bagian dikhianati itu, tapi nggak terlalu bisa relate (dan amit-amit jangan pernah). Udah, cuma SATU momen aja yang kena ke hati! Witty banter atau heart monologuenya nggak ada yang bikin aku ketawa, padahal aku maniak banget sama bitchy banter.

Karakter-karakternya juga bikin susah berkorelasi. Buktinya aku nggak hapal nama-nama mereka hahahaa... padahal aku masih inget semua nama tokoh utama di BLL. Ya maap ya Mbak Moriarty, pastinya terjadi perbandingan ketika aku baca. Ketiga tokoh di BLL tuh likable, tapi sedikit pun aku nggak menemukan rasa sayang sama tokoh-tokoh di THS. Awalnya aku cukup kebayang jadi si istri penerima surat yang OCD. Serba teratur, prefeksionis, family-person. Kemudian reaksi dia terhadap rahasia suaminya membuatku kecewa. Apa aku yang terlalu idealis? Kayanya nggak. She knows the right thing to do and she chooses not to do it. Si perempuan yang terkhianati juga nggak puguh cara ngatasi masalahnya. Betrayal tuh kaya menimpa hidup dia tanpa aba-aba (BAM!) dan berlalu begitu saja. Tokoh yang kehilangan segala hal yang berarti buat dia itu lupa bahwa sebetulnya dia punya hal lain yang sangat penting dan dia abaikan selama ini: putra dan menantu yang baik! She was being a jerk to them for no reasons at all. 

Apa yang akhirnya terjadi juga cukup ketebak. Yang harusnya klimaks berakhir dengan datar. Epilognya garing abis.

Ah, entahlah... aku nggak bilang buku ini jelek, tapi aku mungkin kecewa karena berharap lebih. Bukannya aku mengira ini kisah romance lalu kecewa karena bukan lho; malah aku nggak suka romance yang menye-menye hehehe. Dan bukannya aku nggak biasa sama tema-tema yang suram. Tapi sayangnya buku ini nggak sehebat successornya (si BLL itu) dalam menciptakan keterikatan dengan para tokohnya. Semuanya ngeselin. Kaya tokoh-tokohnya Girl On The Train (walaupun beda pengarang). Aku belum kapok sih, masih punya satu lagi stok bukunya Mbak Moriarty. Semoga lebih kena ke hati daripada buku ini!

No comments:

Post a Comment