12 June 2015

NIP (Nurse In Public) alias Menyusui di Tempat Umum

Thankfully yaa... nursing in public di Indo malah kayanya nggak terlalu menjadi bahan persengketaan dibanding di negara-negara barat lho! Di Indo masih banyak kan ibu-ibu naik kendaraan umum bareng bayinya, trus pas bayinya nangis dia buka aja kancing bajunya (ga pake nursing cover lho!) trus lep aja bayinya anteng lagi. Kalah deh sozzis so nice!

Coba kalo baca berita-berita parenting di Amrik atau UK. Wuihh... cerita soal ibu yang NIP diharass sama orang lain sering banget go viral. Ibu-ibu sana gendeng juga yak, malah biasanya balas dendam dengan bikin flash mob gitu. Mereka ngumpul di venue yang ngusir busui itu terus nyusuin rame-rame nggak pake penutup! Hahahaa... nggak kebayang awkwardnya. Gimana ya bapak-bapak yang lewat? Kalo suamiku pasti langsung melipir, dikasi liat video menyusui di kelas edukASI AIMI aja dia nunduk hahahaa...

Aku setuju sih dengan pendapat yang bilang bahwa payudara terlalu diobjektifikasi ke konteks seksual, padahal manusia tuh mamalia. Mamalia artinya makhluk MENYUSUI, ya tentunya punya payudara dong! Banyak orang punya mindset yang terbalik, termasuk ibu-ibu lho! Karena mereka mengalami dan menggunakan payudara pertama kali adalah sebagai alat seksual sehingga akhirnya mereka jadi risih sendiri untuk menyusui! Seorang di antaranya adalah wanita editor majalah parenting di UK loh! Wahhh.. backlashnya abis-abisan tuh dari para pembacanya.

Tapiiii... aku nggak setuju juga sama pendapat yang bilang bahwa menyusui adalah hal yang natural jadi nggak seharusnya ditutupi. Bo, having sex juga sesuatu yang natural tapi nggak dipamer-pamerin ke orang juga kan (kecuali kelainan jiwa)? Jadi apa salahnya nyusuin sambil ditutupin? Kan gampang, bisa pake kain gendongan, selendang, cardigan, jilbab, atau apapun. Nursing cover juga udah banyak yang jual dengan harga terjangkau.

Puji Tuhan NIP sudah lazim di Indonesia! Waktu si unyil baru lahir mah risiiihh banget rasanya, sampai-sampai aku bawa ASIP aja di botol. Tapi lama-lama males juga, musti bawa cooler bag dan nyari air hangat buat angetinnya, manalagi stok ASIPku nggak banyak. Aku yang risihan ini pun sekarang cuek aja nyusuin di mobil, restoran, ruang tunggu dokter, dll (tentunya pakai nursing cover yaa). Sekarang udah pede karena lihat banyak ibu lain pun demikian. Bahkan setiap ke IKEA, selalu ada ibu-ibu yang duduk di salah satu bangkunya buat nyusuin (one of them is me) hahaha!

Sibuk cyiiinnn!



Kalo ada busui yang NIP (apalagi dengan subtle), jangan diusir atau dimarahin yaa! Mari kita dukung awareness untuk menyusui!

Dalam artikel Breastfeeding Basics yang khusus membahas Public Nursing, Ibu Anne Smith ICBLC memberi beberapa tips untuk menyusui di tempat umum bagi kita busui:
  1. Bersikap positif. Tak perlu merasa bersalah, kita busui punya hak menyusui anak kita yang kelaparan dan bayi kita berhak menyusu kapanpun dengan alasan apapun.
  2. Cari tempat yang nyaman. Nggak hanya menyusui, kita pun perlu tempat untuk menaruh diaper bag, dompet, stroller, atau memberi snack atau mainan untuk kakak si bayi.
  3. Buat zona privasi. Jika pergi sama orang lain, tempatkan mereka sebagai penghalang dari orang lain, sebisa mungkin kita membelakangi orang lain. Lanjutkan percakapan seperti biasa. Mungkin orang lain bahkan nggak nyadar kita lagi menyusui.
  4. Kenakan baju menyusui atau baju berlapis untuk membantu menutupi tubuh. Dekatkan dulu bayi ke tubuh kita, baru sibak pakaian.
  5. Pakai selimut untuk menutupi si bayi begitu dia tenang menyusu. Bisa pakai kain tipis jika cuacanya panas. Kadang bahkan nggak perlu pakai, apalagi kalau bayinya udah cukup besar dan suka narik-narik penutupnya. (IMO sih perlu ya pake penutup, secara kita masih ketimuran. Cuma ya nggak perlu juga ngeliatin atau cekikikan ngetawain busui yang NIP tanpa penutup, norak!)
  6. Baby sling atau gendongan bayi bisa digunakan sebagai penutup ketika NIP. Dengan sedikit latihan, kita bisa belajar menyusui sambil menggendong si bayi. (Iya loh pernah baca AyahASI yang nonton konser sama istri dan bayinya. Istrinya nyusuin sambil gendong bayinya di dalam wrap! Aku nggak bisaa... kependekan hahaa...)
  7. Pelajari sinyal lapar si bayi. Tangisan bayi paling menarik perhatian. Kalau kita sudah tahu gejala lapar si bayi sebelum dia nangis jejeritan, kita bisa segera ngatur posisi buat menyusui.
  8. Lebih mudah menyusui bayi kecil daripada toddler yang nggak bisa diem. Untuk anak yang sudah lebih besar, kita bisa tentukan limit dan bernegosiasi. Si bocah nggak diizinkan membuka sendiri baju ibu atau mainin nenen satunya ketika menyusu, dan mereka bisa belajar untuk menunggu untuk menyusu. Kita misalnya bisa bilang "Kamu boleh nyunyu (atau apapun istilahnya) di mobil, nggak sekarang". Walau si bocah mungkin nggak senang, tapi kita harus tegas (walau tetap lembut) kecuali kalau kita siap sedia nurse on demand di manapun dan apapun yang sedang kita lakukan ya... Kalau nggak kasih limit, bisa aja kaos atau beha kita buyatag ke mana-mana plus si bocah teteriakan "mau nenen SEKARANG!" (syeremm).
  9. Ketika bepergian, usahakan menyusui di mobil sebelum masuk ke venue, jika memungkinkan. Cari tempat menyusui yang nyaman, beberapa venue sudah punya nursing room.
  10. Di pantai atau di kolam renang, gunakan handuk untuk menutupi atau gunakan penutup menyusui. Baju renang menyusui juga ada lho (maauuuu) walaupun biasanya mahal (huuuuu)! Update: bisa kok pake baju renang model ritssluiting depan merk Opelon yang ga terlalu mahal.
  11. Dalam pendapat Bu Anne Smith, nursing cover malah bikin kelihatan banget kalau busui lagi nyusuin. Seolah bilang "Gue lagi nyusuin anak gue loooh!" ketika kita duduk di bawah kain tenda warna-warni hihihi... Di sisi lain, Bu Anne malah melihat banyak ibu menyusui secara discreet (nggak kentara) sampe orang-orang nggak nyadar kalo dia lagi nyusuin bayinya, hanya dengan menggunakan blanket (mungkin kalo di kita syal atau pashmina ya) atau nyusuin sambil pakai gendongan.
Aku sendiri ngerasa terbantu dengan baju menyusui buat nutupin punggung dan perut. Soal nursing cover nunjukin bahwa kita lagi nyusuin, aku nggak terlalu peduli karena budaya kita masih mendukung. Tapiiii soal bayi suka narik-narik dan menyibak nursing cover, bener banget tuh! Padahal dah bangga-bangga si baby sampe umur 7-8 bulanan masih anteng pake nursing apron, huuu! Sekarang jadi berminat bikin pashmina jadi nursing poncho deh, semoga sempat bikinnya!

No comments:

Post a Comment