27 May 2015

Baby Head Injury and Baby Proofing

Keenakan punya baby ndut yang nggak banyak gerak (baru mulai berguling-guling umur 6 bulan), saya sekeluarga nggak banyak mengubah susunan rumah. Iya sih si baby udah sering minta ditarik berdiri sejak umur 5 bulanan, tapi kan masih di kasur dan selalu dipegangin. Pokoknya belom kebayang soal baby proofing deh!

Kemudian si kecil jatuh dari kasur di tengah malam. BAM! Rasa bersalah mendera. Bego banget sih lu Trid, bego bego begoo! Saat itu nggak kepikir lho dia bisa jatuh gitu. Kenapa? Karena posisi dia diapit headboard dan badanku (jarak headboard dan aku cuma sekitar 40 cm). Jika dia roll over, biasanya aku pasti terbangun karena pasti kepala atau limbsnya membentur badanku. Trust me, as heavy sleeper as I was during before-kid era, being a mother changed my depth of sleep a lot. Anak goyang dikit aja kebangun kok. Nah ntah gimana waktu itu dia bergerak (kaya ulet kali ya, trus melesot ke arah kakinya), tau-tau aku dengar suara brussh dari dus tempat nyimpan stok popok yang terletak di samping ranjang. Langsung aku loncat dan liat si Euis dalam posisi telentang di samping dus itu. "Huwaaaaa!" begitu lihat mukaku dia langsung nangis kejer. Puji Tuhan si bocah masih dilindungi; keliatannya dia nangis cuma kaget aja. Begitu kupeluk nangisnya langsung stop. Seingetku pun sehabis suara brussh itu nggak ada suara bledug seperti kalau kepala terbentur ubin. Kuduga dia jatuh dengan posisi kaki duluan dan hempasannya tertahan oleh dus. Praise The Lord, praise The Lord! 

Kuraba kepalanya, nggak nangis. Berarti nggak sakit. Semua badannya juga nggak memar. Anaknya juga abis itu malah langsung ceria lagi. Sengaja malah kuajak main dulu di kasur, bukannya langsung kusuruh tidur lagi karena takutnya dia ternyata pingsan tapi malah kukira tidur. Kuminta mamaku juga pantau siangnya, nggak ada benjol dan anaknya biasa aja. Ya ternyata emang nggak apa-apa, piuhhhh...

Kapan kita musti waswas ketika kepala anak kebentur? Gejala apa aja yang musti kita waspadai selama 24 jam sejak dia kejedut? Apa gejala anak yang terbentur sebaiknya dibawa ke dokter (selain jika menunjukkan luka luar yang serius)?
1. Anak hilang kesadaran atau nampak sangat ngantuk (yang ekstrim dan nggak lazim). Susah dibangunkan atau susah bangkit.
2. Anak terlihat bingung atau pusing, ngomongnya nggak nyambung, atau jalannya oleng (ini keliatan kalo anaknya udah gedean). Pada bayi, waspadai kalau dia kehilangan keseimbangan ketika duduk atau merangkak (lebih jelas pada bayi yang duduk dan merangkaknya udah pageuh) atau merangkak/berjalan lurus dan terbentur benda di depannya seolah dia nggak lihat benda itu.
3. Ukuran pupil kedua mata berbeda atau jadi juling.
4. Napas nggak teratur. Pucat atau bahkan membiru. Muntah lebih dari sekali.
5. Telinga, hidung, atau mulut mengeluarkan darah atau cairan bening. Kadang kalau terbenturnya kena hidung, anak akan mimisan tapi baik-baik saja.
6. Tangan atau kaki tersentak-sentak. Kejang.
7. Nangis terus, tidak bisa ditenangkan.
8. Leher atau limbs tidak bisa digerakkan. Paralysis.
Kalo nampak salah satu gejala demikian, sebaiknya cepetan dibawa ke RS. Kalau anak pingsan, hindari menggerakkan tubuhnya terlalu banyak (usahakan posisinya stabil dan tetap telentang). Jangan tekan-tekan bagian tubuhnya, apalagi yang luka.

Nah kalo baby kelihatan baik-baik aja tapi benjol, Babycenter menyarankan home remedy sebagai berikut.
Get your baby to rest and apply a cold compress to the lump. A packet of frozen vegetables wrapped in a tea towel is good, as you can press the packet around the injury. The cold compress will help to reduce the swelling on your child's head. Keep the cold compress in place until the swelling goes down, or until your baby has had enough. It's best not to give your baby ibuprofen for a headache caused by a knock. Ibuprofen can interfere with the blood's ability to clot, which could cause problems if there is a bleed. However, it's fine to give your baby infant paracetamol, as long as he shows no other symptoms.
Piuh... Bener-bener pengalaman yang mengerikan. Tapi yang sudah terjadi yasud biar jadi pelajaran. Kalo saya kelamaan berkutat sama rasa bersalah, bisa-bisa saya jadi emak yang stresan dan malah bikin baby ikut stress. Mending saya perbaiki kesalahan itu supaya nggak kejadian lagi di masa depan. Saya langsung semangat memperdalam soal childproofing.

Menurut babycarejournals.com, begitu bayi bisa rolling over, itulah waktunya untuk melakukan baby proofing. Iya sih, dalam hitungan beberapa minggu, si baby akan makin heboh bereksplorasi. Ini gambar panduannya (yang bisa kita adjust sesuai kebutuhan rumah kita):
Babyproofing

So far, yang sudah dan akan kami lakukan buat baby proofing adalah sebagai berikut.
- Menurunkan kasur dari ranjang dan memasang kasur lipat di sebelah kasur (karena ketinggian kasurnya 30an cm dan nyungsep dari kasur ke ubin pasti tetep sakit).
- Gelar play mat (soalnya belom ada duit buat pasang wooden parquet hahahaa).
- Mencabut semua kabel yang tidak terpakai dan menutup stop kontak.
- Pasang pengaman kulkas, lemari dan laci yang tidak ada kuncinya. Terutama laci dapur yang berisi pisau dkk dan lemari berisi bahan-bahan pembersih yang beracun.
  drawer safety lock 2/pengaman laci sikupengaman lemari menyamping bisa buat kulkas, laci, lemari datar, dan lainnya
- Nutup sudut meja.
   Pengaman Sudut Meja Dari Bayi dan Anak / Cover Table Corner SafetyAlat Pengaman Sudut Meja (Corner Of The Table Safety Protection Cap)
- Pasang busa pengaman pintu supaya jarinya nggak kejepit.
   Door Stopper ( Penahan / Pengaman / Pengganjal Pintu ) Baby Safety
- Pasang baby gate di atas dan bawah tangga.
 Lucky Baby 2 Ways Xtra Tall Swing Back Gate
- Pasang penutup kipas angin.
  jaringa pengaman kipas angin/jaring penutup kipas angin baby safety
- Memastikan furniture nggak mudah jatuh terguling, apalagi yang kemungkinan bakal dipanjat si kecil (contohnya: rak buku, lemari). Disarankan sih ditanem ke tembok, tapi tapi tapi... kami rasa nggak perlu sih.
- Pasang nonslip bath mat karena si kecil mulai sok-sokan pingin berdiri kalo mandi.
- Yang belom ketemu: penutup keran. Katanya sih bisa DIY pake malam sejenis playdoh gitu.
So far baru itu aja yang kepikir. Beberapa hal lain dirasa belum perlu karena si babydut kan 24 hours dalam pengawasan. Rata-rata kubeli di Tokopedia.com. Di Bilna.com juga jual merek AmanBayiku.

Yang musti diingat: babyproofing berkembang seiring usia anak. Makin gede, beda lagi pengamanannya. Babygatenya bisa aja dijadiin panjatan. Penutup steker udah bisa dicokel sama anak yang gedean. Dll dll. Intinya tetep ngajarin si anak soal bahaya yang tersembunyi dari peralatan di rumah (misal soal kompor, setrum, racun pada pembersih, dll).

Nah yang namanya lagi seru-serunya merangkak dan belajar narik badan buat berdiri, anakku tetep aja sering kejedut hehehe... Kadang nggak ketangkep, misalnya pas tau-tau dia ngehempaskan badan ke lantai. Tentunya di bagian lantai yang tidak terpasang playmat. Yuuu... cape deeh... Hikmahnya (di manapun selalu ada hikmah), dia jadi belajar kalo kejedut ubin tuh sakit. Kadang lucu juga liat dia panik ampir jatoh (padahal diem-diem udah dijagain dari belakang). Dasar #mamajahat hihi! Kami juga lagi gencar ngajarin dia turun dari tempat tinggi menggunakan kaki dulu. So far dia keliatannya ngerti kalo dari tempat tinggi tuh nggak boleh langsung terjun, tapi belom bisa muter supaya kakinya duluan yang madep bawah tuh.

No comments:

Post a Comment