26 May 2015

Book Review: One Plus One by Jojo Moyes (No Spoiler)

One Plus One

Pas nyari rekomendasi bacaan di Goodreads, nemu novel ini yang penilaiannya oke (almost 4 star). Gini sinopsisnya: 
One single mom. One chaotic family. One quirky stranger. One irresistible love story from the New York Times bestselling author of Me Before You

Suppose your life sucks. A lot. Your husband has done a vanishing act, your teenage stepson is being bullied and your math whiz daughter has a once-in-a-lifetime opportunity that you can’t afford to pay for. That’s Jess’s life in a nutshell—until an unexpected knight-in-shining-armor offers to rescue them. Only Jess’s knight turns out to be Geeky Ed, the obnoxious tech millionaire whose vacation home she happens to clean. But Ed has big problems of his own, and driving the dysfunctional family to the Math Olympiad feels like his first unselfish act in ages... maybe ever.
Napa aku mau baca padahal mayoritas reviewer Goodreads menyatakan novel ini bergenre romance & chicklit? Chicklit! Iyuh. Pasti banyak cinta-cintaannya. Aku kan tipe orang yang baca Harlequin (punya mamaku) hanya saking nggak ada kerjaannya dan buat ngehina-hina aja hahaha... Tapi kulihat beberapa orang mengategorikan novel ini realistic fiction dan humour. I love humor! I love family-theme fiction! Dan tokoh cowoknya di sinopsis disebut sebagai 'geeky Ed'. I love geeky guys! Walaupun deskripsi 'millionaire' sempet bikin ilfil sih. I'm not a fan of shitty Cinderella-ish stories where a maid marries a rich galant Prince Charming and they live happily ever after. Urggghh... Tapi yasudlah dicoba baca dulu aja.

Jengjengjeeng.... ternyata bukunya pendek banget! Di Kindle aku emang nggak suka ngecek jumlah halaman, jadi kaget juga. Yah... jangan-jangan ini mah sebenernya masuk kategori cerpen ya? Hahahaa...

Well, in overall, I quite like it. Masih lebih suka sama gaya penulisannya Liane Moriarty sih (see my review on Big Little Lies here). Aku suka caranya mendeskripsikan tokoh-tokohnya tanpa gambaran 'cantik, kaki jenjang, tubuh kecil namun seksi' atau 'tampan, dagu yang kokoh, tubuh yang bak pahatan dewa yunani' atau other shit yang suka muncul di novel Harlequin dan bikin mata bulukan. Point of viewnya diambil dari 4 tokoh (Jess, Ed, Tanzie, dan Nicky) dan bikin kita lebih kebayang pemikiran masing-masingnya. Aku juga suka karakter tokoh-tokohnya yang menurutku sih nggak terlalu dibuat-buat yah. Flaws ya flaws aja, nggak pake banyak excuse supaya tokohnya tetep flawless kaya di chicklit standar. Perpisahan kedua tokoh utama juga punya sebab yang kuat, bukan yang unyu-unyu dibuat-buat semacam karakter-cewe-yang-sok-tegar-ingin-menanggung-bebannya-sendirian atau sejenisnya. Some parts juga sukses bikin ngakak.

On the other hand, there are some annoying things (buatku) ketika membaca buku ini:
  • Mindsetku kan Indonesia banget ya, di mana yang namanya nebeng (walau kepaksa) ya harus sopan. Bersih. Apalagi akunya sendiri juga rada clean freak. Nggak kebayang gitu, nebeng mobil orang trus naikin kaki ke dashboardnya! Waw! Ke mobil sendiri aja nggak pernah hahaha... Mana mereka enak aja nyampah di mobil orang. Mungkin buat nunjukin how different the characters were and how they learn about each other and in the end accepted each flaw kali yaaa....
  • Incongruity cerita. Small thing sih, tapi kalo baca sambil ngebayangin kalo difilmin kira-kira adegannya kaya apa, agak bingung. 'Eh, lho?' trus baca ke depan lagi karena ngerasa ada yang aneh, dan ternyata emang nggak match sama setting awal. Yah ini bener-bener small thing kok, nggak mengganggu jalan cerita.
  • Itu idup ga bisa lebih ribet lagi, woooiii??? *lap keringet* Pengarangnya sadis bener nambah-nambahin masalah terus menerus hahahah... Kadang aku malah jadi bertanya-tanya: emangnya bule nggak punya sejenisnya Antimo? Dan susah kah nyari oralit dan norit di Inggris? Belom lagi masalah yang muncul di klimaks. Hih!
  • Endingnya. Okelah semua penghuni dunia conspire to make it happen, tapi kok rasanya jadi terburu-buru. Tadi masih galau-galau, kok halaman berikut udah speech dengan iye yakin beud soal keputusannya?
Yah semua itu berdasar penilaianku doang. Banyak kok reviewers yang muji-muji novel ini setinggi Monas. Trus apakah novel ini recommended (menurutku)? Tergantung apa yang dicari. If you're looking for romance, mending baca buku lain. Di sini mah minim cinta-cintaan. If you're looking for family drama with a touch of romance, it's a good choice.

Got it from Goodreads, lucuk ya

No comments:

Post a Comment