10 September 2015

Frugal Living

Segala yang berlebihan Itu tidak baik... apalagi berlebihan GENGSI! Sayangnya, salah satu kelebihan beberapa orang Indonesia dibanding penduduk negara-negara maju adalah KELEBIHAN GENGSI. Akibatnya? Hambur-hamburin uang nggak keruan dan mubazirin sumber daya alam. Padahal kalau kita pikir lebih jauh, betapa kita tuh musti bersyukur ya kita bisa makan kenyang dan ga kehausan, nggak seperti korban famine di Afrika. Di Indonesia aja masih banyak korban kurang gizi dan kelaparan. Kita bisa tidur nyenyak terlindung dari panas dan dingin, nggak seperti pengungsi Syria dan Rohingya. Di Indonesia pun masih banyak tunawisma dan kaum papa.

Kalau kita nggak bisa menolong mereka, setidaknya kita bisa menerapkan pola hidup yang lebih berempati. Nggak hanya kepada humanitas, tapi juga kepada bumi secara keseluruhan. Sampah yang kita buang setiap tahunnya per orang tuh nyampe berapa kilogram? Merusak alam sampai segimana? Membunuh berapa organisme? Kalau kita nggak bisa hidup go-green yang fully environmental-friendly, setidaknya kita bisa usahakan dalam hal-hal kecil lho.

Nah di luar konsep go-green, ada juga yang namanya frugal living. Konteksnya memang lebih ke arah ekonomis daripada kesadaran lingkungan, tapi in the end banyak overlapnya juga. Gimana sih melakukan hidup yang frugal?

1. Pertama-tama, buang gengsi.
Lungsuran itu menyenangkan lho! Gratis, dan biasanya barangnya berkualitas (ya iyalah, udah dipakai orang lain dan masih bisa kita pakai tuh berarti barangnya durable kan). Bahkan barang bekas dari flea market pun biasanya masih oke; tinggal pintar-pintar kitanya aja milih-milih.

2. Gunakan secukupnya.
- Makanan. 
Ini nih yang kulihat suka ngaco. Contohnya: turis-turis Cina (sorry generalisasi berdasar yang selama ini saya temui aja) hobi banget ngambilin segala makanan prasmanan yang disediakan tour agent sebanyak-banyaknya, lalu cuma makan dikit dan sisanya teronggok jadi sampah. Orang-orang di fast food resto suka ngambil saos sambal sebanyak-banyaknya kemudian nyisa banyak. Belum lagi yang pesan makanan banyak-banyak (apalagi kalau dibayarin kantor) lalu akhirnya nyisa banyak dan terbuang. 
Duh, apa sih susahnya buat pakai seperlunya? Sekeluargaku mah udah jamuran kupingnya keseringan denger aku ngoceh soal 'anak-anak kelaparan di Afrika' setiap ada yang buang-buang makanan. Apalagi kalau kami nonton acara TV yang tokohnya mubazirin makanan. Masterchef Junior tuh contohnya, apa-apaan sih lempar-lemparan pancake, nggak lucu!
- Contoh lain: pakaian dan aksesoris.
Kalau saya sih biasanya cukup dengan 1 dompet, 1 handbag, 1 sepatu pesta (yang awet bertahun-tahun), 1 sepatu sehari-hari. Itu semua pun bukan yang brand mahal. Untuk pakaian, memang sebisa mungkin saya sekalian beli yang bagus dan tahan lama (dari segi bahan dan model) karena biasanya bisa saya pakai 5-8 tahun. Belinya? Tentu cari diskonan dong hahaha! Dan modelnya pun yang bisa di mix-and-match dengan pakaian lainnya.
- Baju bayi.
Si bocah kan kebanyakan di rumah, jadi kami lebih berinvestasi di piyama yang murah-murah daripada baju anak bermerk yang lucu-lucu tapi harganya 3-10 kali lebih mahal. Buat baju pergi, beli secukupnya aja. Lagian suka adaa aja yang beliin baju hehehe...

3. LISTRIK DAN AIR (harusnya masuk poin 2 tapi bahasannya panjang nih)
- Biasakan matikan ketika tidak dipakai. Ini simple tapi banyak lho yang cuek aja membiarkan lampu (yang ga terpakai) nyala sepanjang malam atau AC (di ruangan yang tidak dipakai) nyala seharian. Pakai timer (misal supaya AC mati jam 2-3 pagi, kan udah adem tuh biasanya) ngefek banyak lho di tagihan. Pasang suhu di 24-26C dan kecepatan fan paling rendah.
- Tidak menyetrika (iya cuma dilipat aja hehehe) kecuali baju-baju yang emang harus disetrika... Juga, keringkan pakaian dengan dijemur daripada pakai dryer.
- Cabut colokan kabel ketika tidak dipakai (kabel yang terpasang ke colokan pun menghabiskan listrik walau sedikit).
- Pakai shower buat mandi instead of gayung.
- Matikan keran dan shower ketika sedang menggosokkan sabun.
- Saya punya dispenser tapi nggak pernah mengaktifkan fungsi air panas dan dinginnya. Cukup mengandalkan air panas dari termos (tiap pagi diganti baru) dan es batu dari freezer. Kalo doyan banget air dingin, mending taruh di botol lalu masukkan ke kulkas.
- Usahakan pakai elektronik (misal: mesin cuci) di pagi-siang hari yang ratenya lebih murah daripada malam hari.
- Sterilize botol anak sekali sehari saja, kumpulin dulu sampai sekalian penuh sterilizernya. Sterilnya juga pagi supaya lebih murah listriknya. Saya pakai botol penyimpanan yang juga bisa dipasangi pompa dan dot jadi ga kebanyakan cucian.
- Mandi air dingin. Menurut beberapa penelitian, lebih sehat dan bikin awet muda pula hehehe.

4. Frugal SHOPPING
- Make priorities. Buy what you need, not what you want.
Kalau belum punya rumah, stop belanja branded items. Nabung! Mending punya rumah tapi ga punya Hermes kan daripada sebaliknya?

- Cari diskonan buat barang yang emang dibutuhkan, misalnya pospak hehehe. Yup maap belum pakai clodi karena mamahku yang ngurus si baby jadi rempong. Setidaknya kami sempat 7 bulanan pakai popok kain lho.
- Bikin budget dan list belanja jadi ga melenceng jajan aneh-aneh. Saya sekarang belanja toiletries dll selalu online dan bulanan, jadi lebih kelacak pengeluarannya.
- Stop langganan koran dan TV cable kalau lebih banyak ga dipakainya daripada dipakainya.
- Buy refillable items and bigger package. Banding-bandingkan dengan harga merk lain. Tisu dll biasanya lebih murah yang brand supermarketnya sendirI.
- Buat anak, beli barang yang unisex, apalagi kalau masih rencana nambah sibling. Barang girlynya si eneng kayanya 90% dari kado tuh hahaha...
- Don't shop when you're hungry, sad, or angry.
- Bayar credit card FULL, jangan minimum payment. Dan usahakan jangan pakai credit card untuk belanja. Saya punya CC untuk autodebet asuransi dan jaga-jaga buat RS saja.
- Standar sih ini: pakai plastik supermarket buat tempat sampah di rumah. Kalau belanjaan kecil-kecil sih saya masukin tas, males ngumpulin plastik kecil. Kecuali kalau stok plastik kecil buat bungkus popok di diaper bag udah abis hahaha...

5. Make use of what you have.
- Misalnya: saya punyanya pompa ASI Medela Swing (hasil pemberian teman-teman kantor suami yang murah hati) tapi kok ternyata butuh doublepump ya... Masa musti beli doublepump? Akhirnya keluarlah kreativitas buat memodifikasi Swing menjadi doublepump mengandalkan part-part yang ada dan T-connector selang akuarium hahaha...
- Contoh lain: di rumah masih ada sisa makanan semalam dan nanti malam udah beda lagi menunya. Mending dibawa ke kantor buat bekal makan siang. Irit! Saya sih selalu bawa bekal ke kantor. Atau contoh lain: di rumah masih ada makanan. Napa musti makan di luar? Abisin dulu aja apa yang ada.
- Kasus lain: masih bisa produksi ASI tapi males, jadi kasih sufor. Why, mothers, why? Di saat banyak ibu lain yang pingin breastfeeding tapi ga bisa...*sobs*

6. Hobbies and lifestyles are not always expensive.
Misalnya:
- Ngopi di cafe. Kalau sekedar suka kopinya, bikin sendiri di rumah bisa jauh lebih murah. Saya mengandalkan kopi Aroma buatan Bandung doang, udah enak kok. Kalau suka suasananya, sekalian aja cari cafe lokal yang menggunakan kopi lokal Indonesia.
- Ngegym. Sebetulnya bisa lho olahraga murah. Jogging. Sepedaan. Etapi beda lagi kalau nyari sosialisasinya juga ya...
- Nyemil. Kurangi snack terutama yang manis-manis, mending makan buah yang dibeli di pasar. Murah dan sehat.
- Travelling. Kunci penghematan saat travelling itu ada di harga tiket dan akomodasi. Cari promosi. Hindari high season. Go local atau gunakan AirBnB. Cari spot yang free atau cheap, misalnya taman dan museum. Banyak kok opsinya.
- Usahakan anak nggak hobi ngemall. Hehehe... abisnya, parkirnya aja minimal Rp 8 ribu. Belum jajannya.
- Kuliner. Nah ini suka dilematis buat saya hehehe... Abisnya suka kepingin aja ya makan enak! Ya akhirnya sih pokoknya saya cuma beli masakan yang mamah saya ga bisa masaknya hahahaa... Kalo patokannya dari masakan yang saya ga bisa mah, jawabannya: semua ga bisa! Plus prinsipnya, jangan sampai jajan bikin makanan di rumah terbuang.
- Nonton. Kalau sekeluarga hobi ke bioskop, nah mending langganan HBO, nonton bareng-bareng di rumah. Enak, mau ke toilet tinggal ngibrit, pengen nyemil tinggal bikin popcorn.
Khusus nonton, musik, dan bacaan, saya nggak nyaranin bajakan yah (walau sendirinya suka juga hehehe). Sebisa mungkin sih (apalagi yang bakal dilihat/didengar berkali-kali), kami beli file aslinya.
- Nyalon. Creambath lulur gitu selalu di rumah (itu juga kayanya setaon sekali hihi). Kondangan juga dandan sendiri, ampir ga pernah nyalon, tapi hasilnya ya kalo difoto lecek sendiri hahahaa...

7. Majukan perekonomian rakyat. Go local.
Belanja di tukang sayur dan pasar terdekat. Bangga dengan produk Indonesia. Untuk barang yang kecil-kecil (macam tisu kemasan travel) atau fixed price (majalah dan koran yang memang saya selalu beli eceran karena cuma sekali-kali), saya mending beli di tukang asongan.

8. Hemat bahan bakar dan kurangi carbon print.
- Gunakan kendaraan umum.
Saya dan suami lebih memilih naik bus daripada ngantor macet-macetan bawa kendaraan pribadi. Menempuh jarak pendek menuju halte busnya, kami menggunakan ojek (ingat: majukan perekonomian rakyat hahaa). Mobil kami hanya digunakan kala weekend untuk antar anak divaksin dan pergi-pergian yang banyakan. Sebisa mungkin mobil diutilisasi untuk banyak orang, bukan hanya buat bawa satu orang aja.
- Kurangi pemakaian kertas.
Untuk baca buku, sebisa mungkin kami menggunakan Kindle. Kalau bukunya betul-betul bagus dan pasti akan kami baca ulang, baru kami beli hardcopy-nya. Abisnya enakan pegang bukunya sih ya hehehe... sensasinya beda ngebolak-balik halaman buku sama nge-swipe gadget.
Usahakan transaksi dan tagihan online dan paperless.
- Berjalan selagi bisa.
- Bepergian untuk sekaligus beberapa keperluan.
Jadi daripada short trip tapi sering, mending sekalian aja. Kalau saya biasanya satukan semua di weekend: bersosialisasi, cari hiburan, dan belanja (plus vaksin anak kalau udah jadwalnya). Itu pun rutenya diatur supaya efisien dan sebisa mungkin dekat rumah.

9. Jaga kebersihan lingkungan di manapun kita berada.
Mentang-mentang bukan di halaman rumah sendiri, ga berarti bisa enak aja buang sampah dari mobil. Mentang-mentang di tempat umum dan ada petugas kebersihan, ga berarti bisa enak aja lempar bekas makan minum kita. Kalau udah kebanjiran kan stress tuh, barang-barang pada rusak dan terbuang. Suka sedih lihat teman-teman kebanjiran sampai rumahnya berantakan penuh sampah yang hanyut dan furniturenya rusak parah. Motornya juga rusak. KZL!

10. Declutter your house and sell un-used items. Recycle.
Jangan suka ngumpulin sampah (alias barang-barang yang udah 1 tahun ga terpakai) dengan pemikiran 'siapa tahu kelak terpakai'. 
Kebetulan di lingkungan rumah saya ada yang rutin ngumpulin kardus dan plastik bekas, jadi keluarga saya suka ngumpulin juga sampah dus-plastik kami sampai agak banyakan lalu kasihin ke dia. Some people even make money from their household recycle-able trash!
Air pun bisa di-recycle lho, misalnya bekas cucian beras dan lauk buat nyiram tanaman. Air bekas rendam cucian buat siram-siram WC. Dll.

11. Maintain barang kepunyaan kita, termasuk badan.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Badan yang sehat berarti mengurangi biaya berobat. Elektronik, rumah, dan kendaraan kita pun sama. Daripada kita menghemat 'uang kecil' untuk keperluan maintenance (misal: menutup lubang di rumah, bawa mobil untuk cek rutin, membersihkan filter AC) tapi akhirnya barangnya malah rusak parah, mending rutin kita maintain. Kalau rusaknya parah, salah-salah malah lembiru (lempar, beli baru).

12. DO IT YOURSELF
Yah... dalam hal ini mah saya JUJUR minim kemampuan. Hahaha... Beberapa ide yang bisa dipakai:
- Bikin sendiri mainan anak pakai barang bekas (Google aja, banyak tipsnya)
- Tanam sendiri bumbu-bumbu, cabe, jeruk nipis, dll.

13. Sewa barang bayi dan anak, terutama mainan dan gears yang singkat masa pakainya.

Hmmmm apa lagi ya, segitu dulu deh, kalau ada ide lain tolong kasi masukan yahh!

1 comment:

  1. Kak recommended bgt postingan'y ,semoga saya bisa menerapkan pola hidup kaya gini .bner bgtt bukan pelit tapi hemat

    ReplyDelete