07 July 2015

2nd Wedding Anniversary

Two years. A short time, yet quite challenging. Dreamy special effect binar-binar dan bunga-bunga bertebaran kaya di pelem India itu udah abis. Realita menghadang. Eits! Jangan salah paham. Bagi kami, realita ini lebih indah daripada special effect. Hidup kami mungkin sudah less dreamy (alias udah nggak bisa leyeh-leyeh apalagi tidur lama-lama kaya dulu), tapi setiap harinya penuh dengan hal untuk disyukuri. Tapi di luar hadirnya makhluk ndut unyu yang bisa kami uwel-uwel ini, kurasa bentuk cinta kami memang berubah seiring waktu. Yah biasa lah, namanya awal hubungan pasti penuh dengan dopamine membanjiri otak. Pagi siang malam berbunga-bunga... tapi seiring usia hubungan itu bertambah, masa iya mau cuddly-cuddly sparkling wakwaw mulu? Emangnya nggak usah menghadapi masalah duniawi? Emangnya nggak akan pernah berselisih paham sama pasangan? Emangnya mood selalu bagus, nggak pernah cape, nggak pernah bete? Selamet deh kalo gitu, tapi 99% hubungan suami istri pasti pernah ngalamin yang kusebut 'pahit getirnya kehidupan'. Halaahhh... hahaha...

Tahun 2010 aku dipertemukan sama seorang teman baru (aka calon suami) yang dengan tempo singkat menjadi sahabat. Si unyung satu ini punya pola pikir yang serupa and he's even more logical than me (walaupun pada saat itu jatohnya jadi rempong ya cyin, kebanyakan mikir hahahaha). Lucunya kami bahkan bisa berantem sejak jaman temenan, padahal kayanya jarang ya temen cewe cowo sampe berantem? Positifnya, ketika kami nikah, kami nggak takut mengutarakan pendapat masing-masing termasuk kesel-keselan. Biasanya kurang dari sehari juga baikan hehe...

Sejak masih single, aku udah menentukan persyaratan bahwa ketika nikah, aku dan suami harus bisa menyelesaikan perdebatan dengan kasih. Jangan sampe anak kami punya kenangan mamanya banting piring apalagi papanya nampar mama. Hiiiy! 
 
Prinsipku yang lain adalah nikah harus lebih bahagia daripada single dan nikah harus bawa kedua pihak menjadi orang yang lebih baik. Idealis yah? Dalam hal ini idealisme nggak bergeser selama bertahun-tahun. Kalo cuma takut kesepian dan pingin punya pacar mah, udaaah kali dulu aku pacaran sama sapa aja yang kebeneran mau hahahaa, tapi pastinya gaje dan hubungannya pun bermasalah. Trus berantem. Trus putus. Trus bete, kzl, zbl, kecewa. Ih, ga enjoy amat idup kaya gitu. I was a happy single girl, even ketika teman-teman bergiliran ngirim undangan, hamil, ngelahirin; nggak iri dan tetap yakin Tuhan akan kirimkan jodohku di waktu yang tepat. Taunya jodohnya emang udah di depan mata hehe... Dan puji Tuhan, pernikahan ini menjadikanku orang yang bahkan lebih bahagia. Contented. Fulfilled. Blissful. Menjadi istri dan ibu juga 'mewajibkan'ku buat berusaha lebih baik, menjadi orang yang lebih baik supaya layak jadi contoh buat si kecil. Nah ini yang masih PR hehehe...


PS to my hanih hubih:
Thank you. For these wonderful 2 years. For always giving your helping hands. For being thoughtful, understanding, and kind. For being truthful and faithful. For always trying to make me happy. For being a loving husband and father and son-in-law. For being humble and hardworking. For being patient (when really needed in certain areas LOL). For answering that no animals you'd kill when given the option of lion, snake, crocodile, and shark (even when at the end you chose crocodile just so you had an answer). I know, I know, I'm too perfect so you have no answer muahaha... *kabur ah*. Muah!

No comments:

Post a Comment